Quantcast
Channel: Lil Sis – Sister's Stories
Viewing all articles
Browse latest Browse all 136

Traveling to Thailand – Day 1

$
0
0

Day 1

Oke, Lil Sis akan lanjutin cerita perjalanan Lil sis dan Big Sis selama 8 hari ke Singapore dan Thailand. Untuk perjalanan ke Singaporenya udah Lil Sis ceritaiin di postingan postingan sebelumnya, so bagi yang belum baca atau pengen baca lagi, monggo. Lumyan siapa tau bisa jadi referensi temen-temen yang mau jalan jalan juga ke sana. Dan kalau berkenan jangan lupa comment ya, kesan pesan kalian ke kami. ^^

So, lanjut cerita, di hari ketiga kami liburan, kami pun terbang dengan pesawat Air Asia dari Changi International Airport, Singapore menuju Don Mueang International Airport, Bangkok. Don Mueang ini memang masih tergolong airport baru, dan dari segi tampilan dan fasilitas, apalagi kalo dibandingin sama airport yang kami kunjungi sebelum sampe ke Don Mueang, airport ini nggak banget. Bahkan kalo dibandingkan dengan Soetta, juga masih bagusan soetta. Di terminal kedatangan ini, kami sama sekali nggak melihat restoran atau tempat makan seperti kebayakan airport, dan sepertinya masih sedikit airlines yang mendarat di sini, jadi airportnya masih rada sepi.

Setelah turun dari pesawat, dan dalam perjalanan ke tempat pengecekan imigrasi, kami menemukan tempat penukaran uang, berhubung kami hanya membawa sedikit Baht dari Indonesia, soalnya di Indonesia nggak punya pecahan kecil buat Baht, susah nyarinya, jadi kami malah mebawa USD untuk ditukarkan di sana. setelah selesai dari pihak imigrasi, kemi pun menemukan tempat penukaran uang yang lain, ternyata di sini cukup banyak money changer, kurs nya sebenarnya tidak berbeda, tapi beberapa ada yang bisa menukarkan receh dan ada juga yang tidak menyediakan receh.
Dari Don Muang kami memutuskan untuk naik Bis sampe ke halte BTS terdekata, baru melajutkan naik BTS menuju Hotel tempat kami akan menginap. Sempat bingung, untuk pergi menunggu busnya dimana, apalagi di Thailandini banyak sekali orang orang atau stand stand yang bertuliskan Information, tapi sebenarnya mereka itu menawarkan jasa penyewaan mobil, taxi, atau jasa tour lainnya, buka pusat informasi yang bisa kita tanya tanya. untunglah akhirnya menemukan pusat informasi bandara yang sesungguhnya, dari penjelasan mereka kami pun tahu harus melangkah ke mana. But, shock banget, bukan seperti bayangan ku, dimana busnya itu seperti halte Bus Damri di Soetta, tapi ini bener bener halte bus di pinggir jalan. Lebih jelasnya, kami keluar dari airport, dan mendapati diri kami berada di pinggir jalan raya dimana mobil melaju dengan kencangnya, dan haltenya agak sedikit miris, dengan hanya ada tanda halte bus, dan 1 kursi taman saja. Rasanya ingin kembali masuk dan mencari taxi saja.

Bus Ticket

Bus Ticket

Untunglah tidak berapa lama kemudian, bus yang kami tunggu tunggu lewat, kami pun menaiki bus itu. oh ya sebagai catatan, hanya kami berdua saja saati itu yang naik Bus dengan membawa dan menggeret gere koper. Bus ini penampakannya sedikit agak suram, model modelnya mirip dengan bus di singapore, tapi lebih kotor dan kurang canggih. tidak ada alat untuk tap kartu pembayaran atau semacamnya, pemungutan biaya bus dilakukan oleh seorang kondektur, yang akan bertanya kita mau kemana, lalu dia akan memberikan kita tiket busnya dan kita pun membayar ongkos ke dia. Kondektur itu membawa tabung panjang yang ternyata berisi gulungan tiket dan uang uang receh untuk kembalian. dan tabung itu juga berfungsi untuk merobek robek kertas tiket untuk penanda sudah digunakan. Kmai mendapatkan kondektur wanita yang cukup baik tetapi tidak bisa berbahasa Inggris. @___@. Dan sama seperti di Singapore, tidak ada penyebutan nama halte selanjutnya. So , what happened to us…… But dengan sedit bahasa tubuh dan menyebutkan Mo chit Mo chit, dia pun mengerti yang kami maksudkan. Kondekturnya aware dengan perjalanan kami yang agak jauh, sehingga dia menyarankan kami untuk duduk, ketika ada kursi yang kosong, lalu ketika sudah sampai di Mo chit dia juga memberikan kami tanda untuk turun di sini. Huahhh, banyak sekali orang yang mau membantu.. Thanks All…

Capek banget deh naik bus di sini, bawa bawa koper terus, deg degan karena nggak tau jalan, dan kapan harus turun. capek jiwa dan capek raga pokoknya.  Kami pun segera masuk ke stasiun BTS (Bangkok Sky Train) yang namanya Mo chit, dengan harapan biar cepet sampai ke hotel. Tetapi sesampainya di sana, kembali bingung, cara beli tiketnya gimana nih???? Akhirnya, kami pun berhenti di pinggir dan mengamati orang-orang dulu. Dan akhirnya kami tahu, ada banyak mesin tiket disana, Di mesin tiket ini terdapat peta BTS, di peta ini sudah tertera harga untuk setiap stasiun, jadi jika dari Mochit ke stasiun lain itu sudah tertera di Map di setiap mesinnya, kita tinggal memencet mau ke stasiun mana, lalu masukkan uang sesuai dengan jumlah yang tertera. Jika kelebihan, nanti mesin ini akan mengeluarkan kembalian kok. dan tiket pun keluar. Oh ya mesin ini hanya menerima koin, 1 Baht, 5 baht , dan 10 baht. Jadi bagi yang nggak punya koin, bisa menukarkannya dulu di tempat yang udah disediakan di stasiun juga.

Nah tiketnya jangan sampai hilang ya. tiketnya kita masukkan ke palang tiket, pintunya membuka dan tiketnya keluar lagi, jangan lupa diambil ya. Tunggu BTS nya sampe, naik, duduk yang anteng, tenang aja karena di BTS ini stasiun selanjutnya disebutkan dan ada TV yang juga menampilkan stasiun selanjutnya apa. So, easy for this time. Kami turun di stasiun Ratchathewi, karena hotel tersebut mengklaim hanya 10 menit berjalan kaki dari stasiun tersebut. Untuk keluar dari stasiun ini kita harus memasukkan tiketnya ke palang tiket, pintunya akan membuka, tapi kali ini tiketnya nggak akan keluar lagi, seperti saat kita masuk. Nah, di tiap stasiun BTS ini, juga banya terdapat map map yang menjelaskan, kalo mau ke sini keluar lewat mana, cukup memudahkan kita banget yang nggak tau arah di sini. Kami pun berjalan menuju hotel kami dan mungkin karena udah kecapean dan kelaparan, jadi berasa lama banget nyampenya. berasa 10 menit itu jadi lamaaaa banget, but apa mau dikata, akhirnya sampe, dan setelah mengurus segala proses check in, kami pun akhirnya bisa merasakan kapan yang nyaman dan mengistirahatkan jiwa dan raga ini.

Bangkok City hotel

Bangkok City hotel

Bangkok City hotel

Bangkok City hotel

Kami sudah booking hotel ini jauh jauh hari, kami menemukan hotel ini di agoda, ada promo di hotel ini, sehingga semalamnya kami hanya perlu membayar sekitar  200.000 IDR saja. kamar kami cukup besar dan surprisingly good, dengan harga yang kami bayarkan, kami mendapatkan kamar yang nyaman bahkan dengan kamar mandi yang mempunya bath up, airnya tersedia panas dan dingin, handuk dan perlatan mandi sabun, sampo, sikat gigi dan odol sudah tersedia. kami pun mendapatkan 2 botol air minum setiap harinya. Ada teko listrik jika ingin masak air panas, gelas, dan juga sudah dilengkapi dengan TV. Kamarnya cukup nyaman. Kami juga mendapatkan sarapan disini, buffet style pula, all you can eat.

View From My Room

View From My Room

Kami memutuskan, akan mandi kemudian pergi ke mall terdekat, untuk mencari makanan. tetapi sayang sekali di luar hujan dan cukup deras. Selain itu, Big Sis juga sedikit masuk angin dan kurang enak badan, jadi akhirnya kami memutuskan untuk makan di hotel saja. Kami pun menelepon room service dan memesan nasi goreng dan pad thai. Untuk rasa not bad lah, cuma kurang recommended menurut saya, apalagi di Thailand ini banyak sekali makanan yang enak-enak, jadi kalo bisa cari di luar dan memungkinkan, mungkin alangkah baiknya jangan memesan makanan hotel. untuk Pad Thai, rasanya enak but, tekstur kwetiaunya seperti kwetiau abang abang jualan nasi goreng tek tek, atau secara kasarnya kwetiau karet. kecewa mode on, waktu liatin nih pad thai. untuk nasi gorengnya juga biasa aja, not special, but lumayan lah. Sepertinya orang Thailand suka makan daun bawang deh, liat aja di dua menu ini, ada daun bawangnya banyak pula.

Pad Thai

Pad Thai

Fried rice

Fried rice

Setelah hujan reda, kami pun memutuskan untuk berjalan jalan di sekitar hotel kami. apalagi makan malam kami tadi tidak terlalu memuaskan, jadi kami berniat untuk mencari cemilan khas thailand untuk memanjakan lidah kami yang kurang bergoyang hari ini. ^^. Tidak sampai 1 menit, kami menemukan Seven Eleven, dan nggak jauh dari situ, ada banyak sekali restoran, tapi kami nggak PD buat masuk ke salah satu restoran itu, soalnya menu menunya nggak ada yang pake bahasa inggris, setelah berjalan beberapa saat kami pun menemukan penjual banana pancake, sebelumnya kami udah sering mendengar banana pancake ini cukup terkenal di Thailand dan enak banget kabarnya. So, kami mampir deh, dan membeli satu.

Banana Pancake

Banana Pancake

Proses pembuatan banana pancake ini cukup mengejutkan bagi kami, ternyata hampir mirip dengan martabak telur di Indonesia, cuma bedanya daging dagin, daun bawangnya diganti jadi pisang. ngeliat penjualnya ngocokin telor, kemudian potong potong pisang masukin ke telor kocoknya sempet buat kita mikir, emang enaknya pisang campur telor. kemudian penjulnya pun mengeluarkan adonan kulitnya, melebarkannya dan meletakkannya di pengorengan, lalu menuang adonan isinya (telor+pisang), Dibalik balik sampe golden, diangkat, dipotong potong, lalu dikasih susu kental manis di atasnya dan sedikit taburan gula. Hmmm, look delicious now, dan we taste it, and it’s heaven, crispy outside, melting inside. really really good. Recommended , two thumbs up… *ngiler nih ngebayanginnya lagi.

Sticky rice + Mango

Sticky rice + Mango

kami juga menemukan salah satu inceran kami di Thailang, yaitu Khao Niaow Mang Ruang, coconut sticky rice and mango, Ketan + mangga. Dan sekali lagi tidak mengecewakan kami, Ketannya yang agak asin dicampur mangganya yang manis, so good, blended harmoniously.

So, setelah puas berbelanja makanan, kami pun kembali ke hotel, dan memutuskan untuk bersantai di hotel saja, mengembalikan kekuatan untuk berpetualang lagi besoknya. ^^

So, day 1 is over, please wait for the other days, Thanks.

By:  Lil Sis.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 136