Lil Sis udah lama banget pengen ke Chung Gi Wa, Chung Gi Wa ini merupakan restoran yang menyediakan makanan Korea, terutama bbq ala ala korea, kalo temen temen sering nonton K-Drama pasti sering abanget tu liat pemainnya lagi bakar bakar samgyopsal atau macem macem daging lainnya terus dibungkus sama daun daunan, tambahin kimchi, hmmmm slurpp enak. *Laperrrrr. Yang Lil Sis tau, dari baca baca review bloggers, Chung Gi Wa ini adanya di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, dan lokasinya itu cukup susah dicarinya. Buju buset jauh bener, udah gitu mana susah lagi nemunya, kalo ternyata nggak enak gimana dong. Walaupun dari banyak review yang Lil Sis baca rasanya top markotop banget, apalagi sebagai penyuka Korea, resto ini wajib kudu didatengin. Hmmm, tapi rasa males pergi ke sono nya mengalahkan segalanya, nggak pernah punya niat jalan ke sana, walau niat makan selalu muncul. Hahahaha :)
*Gambar di atas tu kita foto dari buku menunya, agak silau dikit efek lampu plus fotografer kelas teri. *peace Big Sis. Gambar sapinya unyu banget yak.
Dari review yang Lil Sis baca, Chung Gi Wa ini asli dari Korea, si tante yang punya itu ajhuma ajhuma yang Korea banget. Dekor resto dan alat alat makannya juga so Korea, seperti yang sering kita liat di drama drama Korea. Wuihh jadi penasaran ni. Chung Gi Wa ini menyediakan daging sapi dan babi, so it’s not halal. selain daging daging BBQ, chung gi wa menyediakan menu lain kok seperti bibimbap, japchae, sup sup khas korea juga ada. Keseringan baca baca blog akhirnya Lil Sis menemukan informasi baru tentang Chung Gi Wa, ternyata dia juga ada di Lotte Mart Kelapa Gading dan di Gandaria City Mall. Wowww, senangnya, karena letanya di mall kayak gitu, pasti gampang nemunya nih, apalagi selain pergi makan, bisa jalan jalan juga di mallnya, so after bjuk membujuk BigSis, we go to Gandaria City alias Gancit for our next culinary adventure.
Dari rumah kami di tanjung duren, ke Gancit memang cukup jauh, dan Gancit memang salah satu mall yang bahkan jumlah kunjungan kami ke sana cukup dihitung dengan satu tangan saja. Karena emang jauh dan ke sana tuh pasti harus naik taxi, biayanya transportnya aja mahal. But, demi Chung Gi Wa, dan kebetulan di sana juga ada Lotte Mart, kami pun pergi ke sana. Demi menghemat biaya transport, perginya kami naik angkot 03 dulu sampe ke jl. panjang, terus cari taxi deh dari sana. kalo mau hemat lagi mungkin bisa disusul naik 17 dulu sampai permata ijo, baru kemudian lanjut naik taxi. Karena seperti yang kita ketahui bersama, atau mungkin yang belum tahu saya kasih tahu di sini, Jl Panjang tuh macet pisan. Kebanyakan lampu merah kayaknya. Macet euyyy, lewat permata ijo barulah jalanan lebih lancar.
Sesampainya di sana, kami turun dari taxi, nggak beberapa saat, mungkin cuma sekitar 10-15 langkah dari lobby tempat kamu diturunin sama si bapak Taxi, kami melihat satu resto yang desainnya unik banget, nuansa kayu kayu gitu, terus ada gambar sapi di dindingnya, terus ada panggan pangganga sama corong asap di setiap meja, Ini restoran apa ya? akhirnya tiba deh kami di entrance tu resto, ada tante tante cakep banget, kulitnya putih mulus, pake baju putih badanya langsing pake high heels, cakep banget dah. Si tante welcoming para pengunjung yang dateng, terus kami pun mengangkat sedikit mata nih ke atas buat liat nama restorannya, dan that is Chung Gi Wa. Wow, langsung ketemu nggak pake dicari, ini pertanda banget kalo hari itu we must eat there. Pengen langsung masuk dan makan, tapi kami sebelum berangkat baru aja sarapan, so kami memutuskan untuk jalan jalan dulu aja, nanti siangan baru makan di situ. Rame pisan euy tempatnya, nggak sampe waiting list sih, cuma tempatnya juga lumayan luas, so bisa nampung banyak orang.
Nah, pucuk dicinta ulam pun tiba, capek keliling keliling, akhirnya kami turun dan masuk ke Chung Gi Wa, mungkin karena udah bukan jam makan lagi, kami ke sana sekitar jam 3 sore, lebih sepi dari kunjungan pertama kami (lebih tepatnya mungkin sightseeing pertama kami). Ketika datang, kami langsung disambut sama seorang pelayannya dan dipersilakan duduk, suasanya agak agak temaram, karena dinding, meja, kursi semuanya berwarna coklat dan berbahan kayu. Kami pun duduk di bagian dalam. Setelah melihat lihat menu, akhirnya kami memutuskan untuk memesan beberapa menu, seperti daging dagingan dan bibimbap.
Setelah selesai memesan makanan, tak lama mbak nya datang membawakan kami ocha, minuman ini free, bisa refill juga sepertinya. Selain free ocha ini, ada minuman lagin juga loh, seperti lemon tea, kopi, bahkan ada minuman khas korea seperti Soju dan makgeolli(rice wine). Kata temen Big Sis harusnya kami memesan Sojunya, katanya enak, but aku sama Big Sis bukan penyuka alkohol sih, jadi nggak kepikiran buat pesen soju waktu itu, apalagi harganya mahal banget.
Alat makan yang tersedia cuma sendok dan sumpit, dan ala ala korea gitu sendoknya lebar dan pegangannya tipis, sumpitnya juga tipis, karena nggak biasa pake sumpit yang kayak gitu, awalnya agak slip gitu, but cepet kok adaptasinya.
Banchan yang kami dapat adalah kimchi lobak yang dipotong panjang panjang kayak korek api, terus ada tumis labu siam, ada acar timun, ada kimchi lobak bentuk kotak kotak, ada acar daun lobak, ada acar sawi putih panjang panjang (seperti kimchi yang baru mulai dibuat kimchi) dan ada lobak putih diiris tipis tipis. Yang paling seger sih lobak kimchi yang kayak korek api ini, garing garing enak gitu, apalagi kalo dimakan ama dagingnya, hmmm yummy. Yang paling nggak kami sentuh dari banchan ini adalah tumis labu siamnya, berasa agak aneh nemu sayuran itu di resto korea, soalnya di warteg aja sering banget kita jumpain. Hahaha. Sawi putih yang kayaknya mau dijadiin kimchi cuma belum sempurna jadinya itu juga nggak kesentuh, soalnya waktu nyicip dikit, cuma agak asem dikit, terus sawinya itu masih keras. so setelah icip dikit itu nggak dilanjutin lagi deh. But, where is the main banchan? kami pikir setelah mbaknya membawa ini, dia akan kembali membawakan kami the main banchan, yaitu kimchi dari sawi putih. Tapi sampe dagingya dateng pun tak kunjung keliatan nih Kimchinya, so we ask and then barulah si mbak ke dapur ambil tu kimchi. Nggak jelas juga sih, apakah memang harus minta baru dapet atau emang mbaknya kelupaan, harusnya sih opsi yang kedua ya, di resto korea nggak dapet kimchi itu mah kebangetan namanya.
Ini kompor atau panggangannya, gambar di atas yang ada penyedot asapnya itu, temen temen liat kan bulatan yang dibawahnya, itu kalo lempengan diatasnya itu diambil yang bisa kita lihat adalah seperti gambar di pojok kiri atas itu, kosong melompong, di pinggirannya ada airnya nggak tau deh buat apa, terus si masnya akan datang bawa sesuatu yang seperti arang untuk bakar membakar, yang setelahnya gw ketahui bahwa itu adalah bambu, liat aja bentuknya tabung kayak bambu kan. ketika bambu ini datang, it’s so hot men!!! Panas bangetttt.
Kami memesan 1 porsi Samgyopsal atau Pork Belly harganya 69K IDR, kami mendapat 3 slice samgyopsal yang cukup tebal dan panjang. Selain itu kami juga memesan Mokdengsim atau Pork Tenderloin dengan harga 69K IDR juga, 1 porsi hanya ada 1 bongkahan daging, seperti yang ada di gambar, 3 yang lebih kecil itu samgyopsalnya dan 1 lagi yang gede itu tenderloinnya. Daging yang datang itu bentuknya frozen, Lil Sis pernah baca atau nonton mungkin di blog atau channel you tubenya Simon dan Martina, kalo bbq yang enak itu dagingnya nggak boleh frozen, mesti yang fresh. Dan sepertinya omongan mereka benar, it’s not so delicious, but the atmosphere and the theme makes it become delicious. Kami sebenarnya ingin memesan daging sapi juga, but the price is too pricey, maybe next time, berhubung udah tanggal tua. ^^
Ini dia sayur buat bungkus bungkus dagingnya, sama delicious kimchi. Dari semua kimchi yang pernah aku cicipi, aku memang belum pernah masuk ke resto autentik korea sebelumnya, this is the first time, dan kimchi di sini paling enak. Oh ya sayur sayuran yang tersedia ini konon katanya organik, Chung Gi Wa ini punya perkebunan sendiri di Sukabumi, dan semuanya organik.
Bibimbap yang kami pesan ini juga mungkin bibimbap terenak yang pernah kami makan, sensasi nempel di hot pot nya garing garingnya, so yummy, cuma sayang telurnya aja tuh, terlalu mateng, harusnya kan kalo bibimbap egg yolknya harusnya masih runny gitu, biar pas diasuk itu bener bener menyelimuti nasinya butir per butir *lebay. Bibimbapnya terdiri dari nasi, telor, labu siam, jamur kuping, daging cincang, dan taoge, sama saosnya gocujang yang merah merah itu loh.
Dan ini adalah cocolan buat dagingya, yang 3 diatas itu dari kiri ke kanan, garem, sambel nggak tau apa, sama serbuk nggak tau apa. Terus yang di bawah juga nggak tau apa yang jelas rasanya manis, dagingnya dicocol di situ juga boleh, biar dagingnya manis. Intinya cocolan ini buat nambah rasa dagingnya, secara ketika dibakar dagingnya itu naked banget, nggak pake bumbu apa apa, garem nggak, kecap nggak, sambel, saos nggak, so biar asin, biar pedes, biar gurih, biar enak, cocolin aja ke cocolan ini sesuai selera anda. Kalo Lil Sis paling suka pake sambel yang di tengah itu, ambil daun satu lembar terus ambil daging, ambil kimchi, terus kasih saosnya dikit, masukin ke mulut, enyakkkk ^^.
Kami memesan samgyopsal tanpa kulitnya, jadi di Chung Gi Wa ini ada 2 tipe pork belly, skin on atau skin off, dan kami memilih skin off. di Chung Gi Wa ini kita bisa request, mau dagingnya dimasak sama mbaknya di dapur, atau mbaknya masak di depan kita di meja, atau kita masakin sendiri di meja. Karena kita mau melihat proses bakar membakarnya tentunya we choose bakar di meja by mbak. Si mbak udah terlatih banget deh bakarnya, secara kerjaan tiap hari kali ya. But, sepertinya itu pilihan yang salah, mending si mbak bakar di dapurnya deh. Pertama, panas banget bakarannya, belom lagi asapnya, emang sih ada penyedot asapnya, but when it’s too much, it’s not working well. Untung bakarnya cepet, jadi panasnya juga nggak lama, but my cheeks already feel burned. Panas panas panas.
Yang mengecewakan adalah sepertinya si mbak terlalu lama bakar nih samgyopsal, karena bagian kulitnya yang tersisa dikit itu juga keras dan alot banget setelah dingin. Jadi susah makannya. Dan kalo nggak dibumbuin sama macam macam cocolan di atas, nih samgyopsal menurut Lil Sis failed banget, nggak ada enak enaknya. kimchi dan yang lainnya aja yang nolongin nih samgyopsal biar enak.
Ini dia Pork Tenderloin yang justru menjadi hero di acara makan makan kmai hari itu. Enak banget, still juicy, lembut dan nggak alot kayak samgyopsalnya. Untung kami pesan ini juga, awalnya cuma mau samgyopsal tuh, cuma karena mbaknya bilang cuma 3 slice, makanya kami tambah ini, tapi ini penolong banget. Kalo misalnya ini nggak dateng, gw bakalan bilang kalo semua review yang selama gw baca itu lidah pengecapnya bermasalah kali, tuh samgyopsal nggak ada enak enaknya.But karena tenderloin ini gw pun mencuci otak gw dan bilang kalo samgyopsalnya tuh enak, asal si mbak nggak kelamaan bakarnya dan dimakan selagi panas.
Kami sebenarnya ingin mencici[i yang lain juga, seperti japchae, tapi the portion is too big for 2 people. so kami mengurungkan niat kami, mungkin lain kali dengan pasukan yang lebih banyak.
Total yang harus kami bayar adal sebesar 237K IDR, nggak terlalu mahalkan, soalnya dalam bayangan aku tadi kami bakalan bayar sampe 300rb an, ternyata nggak. soalnya pajak restonya ternyata nggak gede sih.
So, afterall, Chung Gi Wa ini aku kasih nilai 7,5 dari 10. Mungkin bisa lebih tingga kalo nggak gara gara samgtopsalnya, kecewa banget nih. Tujuan utama makan di situ kan gara gara pork belly/samgyopsal but kok mengecewakan banget. Tapi untung yang lainnya enak, kalo nggak tuh bisa 6 kali nilainya. Pelayanan Ok, suasana Ok, Harga nggak terlalu mahal asal sadar diri. Kalo mau ngerasain makan makanan korea sih Chung Gi Wa bisa jadi salah satu resto yang bisa dikunjungin. Sayangnya bagi yang muslim ini nggak halal, cuma mungkin bagi yang mau nyicip bisa pesen daging sapinya, cuma aku kurang tau sih, soalnya pernah denger kalo alat masaknya itu pernah dipake buat masak makanan nggak halal juga nggak boleh ya. Kalo iya sih, aku nggak nyaranin yang muslim ke sana sih, cuma kalo nggak apa apa, ya udah pergi aja pesen daging sapinya aja.
Big Sis kebetulan cerita ke salah seorang senior dia di kantor, tentang chung giwa, dan dari penuturan senior itu bilang, kalo yang di Gancit sama Kelapa Gading memang kurang enak, tapi kalo yang di dharmawangsa itu enak banget, lu harus pergi nyobain ke tempat originalnya di Dharmawangsa. Dari review yang gw baca dan bilang samgyopsalnya enak emang semua ngereview chung gi wa di Dharmawangsa sih, apa bener ya yang di sono lebih enak, mungkin juga sih secara itu induknya ya. Hmmm, lain kali deh kalo niat ke sananya udah terkumpul. ^^
Chung Gi Wa
Jl. Dharmawangsa III No.2
South Jakarta
Ph. +6221 7261924
Directions: From Blok M red light (Blok M at your right), go straight until you see
Lotte Mart 2nd Flr
Jl. Raya Boulevard Kelapa Gading
North Jakarta
Ph. +6221 45844502
Mall Gandaria City GF
Jl. Sultan Iskandar Muda 8
South Jakarta
Ph. +6221 29236432
By : Lil Sis